Inilah Rumah bagi Ikan Hiu Paus Ramah, yang terletak di Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) sebagai taman nasional dengan perairan terluas di Indonesia.
Di kawasan ini berdiam kekayaan biota laut yang sangat mengagumkan. TNTC telah menjadi perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika di Papua. Teluk Cendrawasih menjadi surga bagi banyak tumbuhan dan hewan baik di darat dan di bawah laut.
Salah satu hal yang paling dinantikan di Teluk Cendrawasih adalah perjumpaan dan interaksi dengan raksasa bawah laut, yaitu hiu paus yang ramah. Bagaimana pun, perjumpaan dengan ikan hiu paus menjadi impian para penyelam. Penyingkapan hiu paus di Teluk Cendrawasih merupakan sebuah penemuan besar dalam dekade ini.
Bukan hanya Raja Ampat saja yang memiliki pemandangan dan biota laut
yang menakjubkan, Teluk Cenderawasih juga memiliki pemandangan yang
lebih beragam dengan daya pikat utamanya melihat langsung hiu paus.
Kawasan ini meliputi 18 pulau dengan panjang garis pantai sekira 500
kilometer. Seluruh kawasan cagar lautnya menjadi habitat berbagai jenis
burung dan satwa laut, seperti remis raksasa, kura-kura, hiu, penyu,
lumba-lumba, dan dugong.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih diresmikan tahun 1993 dengan luas
sekira 1.453.500 hektar membentang dari timur Semenanjung Kwatisore
hingga Pulau Rumberpon. Kawasan Teluk Cendrawasih meliputi luas lautan
sekira 89,8% dengan terumbu karangnya sekira 5,5%, daratan
pulau-pulaunya sekira 3,8%, serta daratan dan pesisir pantainya hanya
sekira 0,9%.
Tempat-tempat indah yang menjadi favorit para turis di kawasan Teluk Cendrawasih ini adalah Pulau Yoop, Pulau Nusrowi, Pulau Mioswaar, Pulau Numfor, dan Pulau Rumberpon.
Tempat-tempat indah yang menjadi favorit para turis di kawasan Teluk Cendrawasih ini adalah Pulau Yoop, Pulau Nusrowi, Pulau Mioswaar, Pulau Numfor, dan Pulau Rumberpon.
Perairan Teluk Cenderawasih adalah kawasan konservasi laut terbesar di
Indonesia sekaligus menjadi pusat penelitian hiu paus atau whale shark
(Rhincodon typus) di dunia dengan kerja sama antara pemerintah, swasta,
masyarakat, perguruan tinggi dan LSM dalam dan luar negeri. Pengamatan
hiu paus di Kwatisore telah dijadikan lokasi penelitian.
Di kawasan ini hiu paus sering muncul ke permukaan dan terbiasa
berinteraksi dengan nelayan. Umumnya mereka muncul di sekitar bagan
(rumah terapung tempat menangkap ikan) yang banyak ditemukan di
sepanjang perairan Kwatisore. Kawasan ini juga menjadi tempat bagi empat
jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys
olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Taman Nasional Teluk Cendrawasih telah menjadi surga bagi para penikmat
wisata bahari dan bawah laut internasional. Selain itu, kawasan ini juga
memiliki wisata jelajah gua yang ada di Pulau Mioswaar, sekaligus
merupakan sumber air panas yang mengandung belerang.
Di gua ini pun terdapat kerangka leluhur suku Wandau yang amat dijaga
keberadaannya dan dipercaya sebagai manusia pertama yang datang ke pulau
ini. Hal serupa juga terdapat di Pulau Numfor dimana terdapat tengkorak
manusia serta piring antik dan peti berukir yang sangat tinggi nilai
sejarah dan budaya.
Sumber:
http://www.anehdankonyol.com/2012/10/menyelam-bersama-ikan-hiu-paus-di-taman.html#ixzz2GFw7c3XU
Sumber:
http://www.anehdankonyol.com/2012/10/menyelam-bersama-ikan-hiu-paus-di-taman.html#ixzz2GFw7c3XU
0 komentar:
Posting Komentar