Ikan Manfish yang dikenal juga dengan istilah 'Angel fish' ialah termasuk ikan bertulang sejati. Disebut Angel Fish, karena bentuk dan warnanya yang menarik dan gerakkannya yang tenang. Habitat asli ikan ini berasal dari perairan Amazon, Brazil, Columbia dan Peru di wilayah Amerika Selatan.
Ia
hidup di perairan air tawar (pH 6 – 8) yang tenang arus airnya dan
punya banyak tanaman air. Suhu air ideal untuk Manfish berkisar 24 – 30 oC. Ukuran ikan Manfish bisa mencapai panjang 7,5 cm (di kepustakaan ada yang menyatakan panjangnya bisa lebih dari 25 cm).
Klasifikasi angelfish menurut Schultze (1823) sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Superclass : Osteichthyes
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Pterophyllum
Species : Pterophyllum scalare
Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam famili Cichlidae, mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut:
- Memiliki warna dan jenis yang bervariasi
- Bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah
- Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga tampak sebagai busur yang berwarna gelap transparan
- Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor.
- Menjaga dan melindungi keturunannya.
- Bersifat omnivorus
- Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber
Jenis-Jenis Manfish
Diamond Manfish
Berwarna perak mengkilat sampai hijau keabuan. Pada bagian kepala atas terdapat warna kuning hingga coklat kehitaman yang menyusur sampai bagian punggung.
Imperial Manfish
Mempunyai warna dasar perak, tetapi tubuhnya dihiasi empat buah garis vertikal berwarna hitam/coklat kehitaman.
Marble Manfish
Memiliki warna campuran hitam dan putih yang membentuk garis vertikal.
Black-White Manfish
Mempunyai
warna hitam menghiasi separuh tubuhnya bagian belakang, dan warna putih
menghiasi separuh bagian depan termasuk bagian kepala.
Black Manfish
Seluruh bagin ubuhnya berwarna hitam dengan mata berwarna merah
Budidaya Manfish
Untuk
melakukan pembibitan dan pemeliharaan ikan manfish sampai layak jual,
diperlukan perawatan yang baik. Perawatan yang baik meliputi perawatan
kondisi air yang baik dan terebas dari zat-zat kimia berbahaya seperti amoniak dan lain-lain. Selain itu kondisi kolam harus cukup tersedia oksigen sebagai zat penting untuk ikan.
Untuk menambahkan kandungan oksigen terlarut dalam air perlu dipasang aerator. Untuk menyaring kotoran dalam kolam ikan manfish biasanya ditambahkan filter kolam yang menyaring kotoran fisik maupun kimia.
Pengelolaan Induk
Ikan
manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 6 – 7 bulan,
dengan ukuran panjang ± 7,5 cm, untuk yang jantan dan 5 cm, untuk yang
betina. Ukuran yang sering diperjual belikan secara
aman adalah sebesar koin. Hati-hati jika membeli ikan untuk indukan di
kios-kios, sebab sering kali ikan-ikan tersebut sudah masuk tahap di
afkir, sehingga tidak akan baik jika dipakai sebagai indukan.
Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dikelola dengan baik, antara lain dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomous.
Selain
itu, karena induk ikan manfish sangat peka terhadap serangan penyakit,
maka perlu diberikan obat antibiotik secara periodik Obat yang biasa
digunakan antara lain Oxytetracycline dan garam.
Ciri Seksual
Sebelum
ikan ini dewasa, susah membedakan antara jantan dan betinanya. Sebelum
dipijahkan, induk manfish dipelihara secara massal ( jantan dan betina )
terlebih dahulu dalam satu akuarium besar (ukuran 100 x 60 x 60 cm3). Betina
yang siap bertelur, kelihatan gendut pada perutnya dan dikelamin
terlihat menonjol keluar. Setelah telur matang dan masuk waktunya kawin,
mereka mencari pasangan yang cocok. Induk manfish yang akan kawin
selalu berpasangan, berenang berdampingan dan memisahkan dari ikan
lainnya. Induk yang berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan
dipijahkan pada tempat pemijahan.
Selain
itu dapat dilakukan dengan memasangkan induk manfish secara langsung
setelah mengetahui induk jantan dan betina. Induk jantan memiliki
ciri-ciri ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan induk
betina. Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan bagian antara
mulut ke sirip punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan lebih
ramping dibandingkan dengan ikan betina.
Sementara
induk betina memiliki ciri-ciri, ukuran tubuh yang lebih kecil dan
bentuk kepalanya yang lebih kecil dengan bagian perut yang lebih
besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
Teknik Pemijahan
Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. Penetasan telur ada beberapa cara:
- Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur senantiasa terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan
- Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 ~ 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium. Pemindahan benih dilakukan dengan cara yang sama
Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60 x 50 x 40 cm3
dengan tinggi air 30 – 40 cm. Selanjutnya beri tambahan oksigen dengan
menggunakan pompa udara. Akuarium juga perlu diberi aerasi untuk
menyuplai oksigen. Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat
yang halus, misalnya pakai kaca yang di taruh dalam akuarium secara
miring, ada juga pakai batang kayu, keramik lantai, cone yang dijual di
toko akuarium, atau yang lazim dipakai para peternak adalah potongan
pipa PVC yang telah disiapkan/ditempatkan dalam akuarium pemijahan.
Karena
ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka
pada dinding akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang
berwarna gelap. Induk manfish akan memijah pada malam hari. Induk betina
menempelkan telurnya pada substrat dan diikuti ikan jantan yang
menyemprotkan spermanya pada semua telur, sehingga telur-telur tersebut
terbuahi.
Jumlah
telur yang dihasilkan setiap induk berkisar antara 500 – 1000 butir,
tergantung jenis dan besar ikannya. Selama masa pemijahan tersebut,
induk tetap diberi pakan berupa cacing Tubifex, Chironomous atau Daphnia.
Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
Telur yang menempel pada substrat, selanjutnya dipindahkan ke akuarium penetasan telur (berukuran 60 x 50 x 40 cm3) untuk ditetaskan. Pada air media penetasan sebaiknya ditambahkan obat anti jamur, antara lain Methyline Blue dengan dosis 1 ppm.
Untuk menjaga kestabilan suhu, maka ke dalam media penetasan telur tersebut digunakan pemanas air (water heater) yang dipasang pada suhu 27 – 28 oC.
Telur
manfish akan menetas setelah 2 – 3 hari, dengan tingkat penetasan telur
berkisar 70 – 90 %. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur
diangkat dan dilakukan perawatan larva hingga berumur ± 2 minggu.
Telur
dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan.
Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring.
Pakan
yang diberikan selama pemeliharaan larva tersebut berupa pakan alami
yang sesuai dengan lebar mulut larva dan memiliki kandungan protein yang
tinggi, antara lain nauplii Artemia sp. Pakan tersebut
diberikan 2 kali sehari ( pagi dan sore ) hingga larva berumur 7 – 10
hari diberi kutu air dan benih mulai dicoba diberi cacing rambut (cacing Tubifex).
Pendederan dan Pembesaran
Setelah berumur ±
2 minggu, benih tersebut dapat dilakukan penjarangan untuk kemudian
dilakukan pendederan sampai ikan berumur satu bulan.mLangkah berikutnya
adalah memanen benih tersebut, untuk dipindahkan ke dalam bak / wadah
pembesaran.
Pembesaran
dapat dilakukan dengan akuarium, bak fiber, bak semen, kolam terpal
hingga kolam lumpur yang luas. Jika dipelihara pada kolam lumpur pakan
alami akan lebih banyak tersedia sehingga pemberian makanan tambahan
tidak begitu banyak. Jika dipelihara pada akuarium atau kolam semen ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
- Setelah benih memakan cacing rambut, perlu dilakukan penjarangan di aquarium yang lebih besar. Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak 1.000 ekor benih pada bak tembok berukuran (1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 – 20 cm.
- Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua, sehingga tiap kolam diisi 100 ekor / m2.
- Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta diberi pompa udara.
- Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air sebagaimana semula, atau jika kolam/akuarium memiliki sistem filter yang baik tidak perlu melakukan pembersihan air, cukup menambahkan air jika mulai berkurang. Penggantian air sebagian bisa dilakukan seminggu sekali.
Selama
masa pembesaran, diupayakan agar ada aliran air ke dalam wadah
pembesaran walaupun sedikit. Pakan yang diberikan berupa cacing Tubifex
atau pellet sampai benih berumur ± 2 bulan. Ukuran yang dicapai
biasanya berkisar 3 – 5 cm. Jika pakan dan kualitas air mendukung,
keberhasilan pada masa pembesaran dapat mencapai 70 – 90 %.
Selanjutnya
benih manfish dapat dibesarkan lagi hingga mencapai ukuran calon induk
atau induk dengan padat penebaran yang lebih kecil.
Penyakit dan Penanggulangannya
Ikan
manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu
diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan
jumlah pakan yang diberikan. Beberapa jenis parasit yang biasa
menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah : Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah Aeromonas hydrophilla.
Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi serangan penyakit parasitek antara lain : Formalin 25%, NaCl 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial dapat digunakan Oxytetrachycline 5 – 10 ppm dengan cara perendaman 24 jam.
Sumber:
http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/01/budidaya-ikan-manfish-angel-fish.html?showComment=1358679633953#c6864093277161600917
0 komentar:
Posting Komentar