Ukuran tubuh maksimal ikan ini sekitar 5 cm. Ikan ini bersifat omnivora, tetapi senang pakan alami
permukaan seperti kutu air karena hidupnya di kolam air. Suhu untuk
pemeliharaannya agak rendah, antara 25-27° C. Keasaman (pH) sedikit asam
sampai netral (6,5-7,0) dan kekerasan antara 6-8° dH.
Daya
tarik ikan ini terletak pada garis-garis horisontal putih perak dan biru
di badan sampai ke sirip-siripnya. Antara betina dan jantan dapat
dibedakan hanya setelah dewasa. Pada betina terdapat garis biru di
daerah dubur, sedangkan pada jantan kuning emas.
Telur ikan ini
tidak melekat. Untuk itu, dalam pemijahan sebaiknya dibuatkan sekat agar
induk tidak memakan telur yang dijatuhkannya. Dapat pula diberi tanaman
air yang rimbun agar telurnya tidak tampak. Perbandingan jantan dan
betina untuk pemijahan ini biasanya 2 : 1 dan dapat dilakukan secara
masal. jumlah induk dalam setup wadah berukuran 1 m2 dapat diisi sekitar
200 ekor.
Umumnya wadah untuk pemijahan berupa kolam atau bak
semen. Untuk airnya sebaiknya tidak terlalu tinggi, cukup sekitar 10 cm,
agar telur dapat cepat jatuh ke dasar atau sarang berupa tanaman air.
Tanaman air yang digunakan sebaiknya dari jenis tanaman dasar seperti
ganggang (hydrilla) yang cukup padat. Ini dimaksudkan agar induk tidak
memiliki kesempatan untuk memakan telurnya karena terlindung. Airnya
harus selalu diganti separonya agar induk bisa terangsang memijah.
Untuk
pemijahan masal di kolam, sebelum dipijahkan sebaiknya jantan dan
betina dipelihara terpisah. Nanti setelah induk betina tampak
benar-benar sudah penuh telur (gendut) barulah dicampur dengan jantan.
Pada
saat memijah, jantan akan mengejar betina dan betinanya akan
menjatuhkan telur-telurnya ke air. Pada saat itu, jantan akan dengan
cepat membuahi telur-telur tersebut. Setelah selesai memijah, jantan
akan berhenti mengejar betina.
Telur yang sudah dibuahi tersebut
harus cepat diambil atau induknya segera dipindahkan. Agar lebih mudah
dipindahkan, dapat pula induknya diletakkan pada jaring di dalam kolam.
Dengan cara ini telur akan jatuh ke dasar kolam. Bila sudah selesai
memijah, jaring bersama induknya diangkat. Kolam dapat diberi aerasi
kecil dari pompa udara. Telur tersebut akan menetas setelah 24 jam.
Larvanya akan mulai berenang setelah dua hari menetas.
Penggantian
air pada pemeliharaan larva dapat dilakukan setelah larva berenang atau
setelah berumur sekitar tujuh hari. Penggantian air ini harus
dikerjakan hati-hati dengan jumlah separonya atau sepertiganya saja.
Bila diganti total, ikan akan cepat stres karena terjadi perubahan
lingkungan yang tiba-tiba. Frekuensi penggantian air setiap tiga hari.
Pakan
larva pertama dapat berupa artemia, rotifera, atau infusoria. Sementara
kutu air dapat diberikan sesudah larva berumur 3-4 hari. Untuk ikan
yang sudah besar atau dewasa, pakannya berupa cacing sutera atau cacing
darah. Ukuran 2,2 cm sudah mulai dapat dijual setelah pemeliharaan
sekitar 2,5 bulan.
Jenis-Jenis Danio
|
Zebra Danio |
.
|
Moustached Danio |
|
Rosy Danio |
|
Orange-Finned Danio |
|
Pearl Danio |
|
Yoma Danio |
|
Blue Danio |
|
Dwarf Spotted Danio |
|
Celestial Pearl Danio |
|
Glowlight Danio |
|
Panther Danio |
|
Hikari Danio |
|
Northern Glowlight Danio |
|
Black-barred Danio |
|
Gold Ring Danio |
|
Bengal Danio |
|
Barred Danio |
|
Malabar Danio |
|
Danio erythromicron |
|
Danio meghalayensis |
|
Danio jaintianensis |
|
Devario assamensis |
|
Queen Danio |
|
Devario apogon |
|
Crossocheilus reticulatus |
Sumber:
http://hobiikan.blogspot.com/2009/01/budidaya-ikan-hias-zebra-danio.html
http://www.seriouslyfish.com/species/search/danio
0 komentar:
Posting Komentar